Menelusuri Jejak Lembaga Survei Puskaptis dan Indomatrik serta Husin Yazid dalam Pertarungan Pilgub dan Pilpres

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Pada pilpres 2019 ini, dua lembaga survei yaitu Puskaptis dan Indomatrik, juga ikut berpartisipasi merilis hasil surveinya. Namun ada yang menarik, ketika hasil survei kedua lembaga survei ini sangat jauh berbeda dengan hasil survei dari 6 lembaga survei lainnya. 

Dari hasil penelusuran, berikut jejak lembaga survei Puskaptis dan Indomatrik, di mana Direkturnya merupakan orang yang sama yaitu Husin Yazid.

Pada Pilpres 2009 Puskaptis merilis survey bahwa Megawati Soekarnoputri adalah figur terpopuler dan Prabowo Subianto sosok paling disukai. Anehnya, nama Jusuf Kalla (JK) tak masuk dalam survei. Kemudian Tahun 2012 Puskaptis menyatakan bahwa Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) akan mengalahkan Joko Widodo-Basuki T Purnama (Jokowi-Ahok) pada Pilgub DKI 2012.

Berdasarkan surveinya elektabilitas Foke-Nara mencapai 47,22 persen. Posisi ke-2 pasangan Jokowi-Ahok dengan elektabilitas 15,16 peren. Disusul Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini 10,28 persen, Faisal Basri-Biem Benyamin 3,17 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono 2,31 persen, dan Hendarji Supanjdi-A Riza Patria 1,55 persen. Padahal hasilnya, ternyata Jokowi-Ahok menang telak.

Pada Tahun 2012 juga, Puskaptis sudah menyebut bahwa Hatta Rajasa adalah figur calon wakil Presiden paling ideal. Padahal saat itu masih dua tahun sebelum pelaksanaan Pilpres tahun ini. Kemudian Tahun 2013 Puskaptis merilis quick count di Sumatera Selatan yang menyebut pasangan cagub-cawagub Sarimuda-Nelly unggul. Akibat dari hasil tersebut, tim sukses pasangan nomor urut 3 Herman Deru-Maphilinda Boer melakukan protes keras dengan mendatangi kantor Puskaptis. Polisi pun langsung mengamankan Direktur Puskaptis Husin Yazid agar tak menimbulkan konflik lebih lanjut. Namun ketika itu Husin berkilah bahwa hasil quick count belum 100% sehingga hasilnya demikian.

Lebih lanjut, Tahun 2014 Prabowo Subianto sebelumnya mengklaim kemenangan pada quick count Pilpres 2014. Prabowo merujuk pada hasil tiga lembaga survei, termasuk Puskaptis. Terkait hasil yang berbeda dengan kubunya, Husin Yazid menyebut ada kemungkinan survei bayaran dan rekayasa. Padahal Direktur RRI dan Kompas, dua lembaga survei yang independen, sudah menegaskan netral. Dan terbukti survei mereka pun paling mendekati real count.

Sumber: https://news.detik.com/berita/2632950/ini-rekam-jejak-survei-puskaptis-yang-menangkan-prabowo-hatta 

Sedangkan 20 September 2018 terbentuklah lembaga survei bernama Lembaga Riset Indomatrik, dimana Direkturnya adalah Husin Yusid juga.

Sumber: https://merahputih.com/post/read/hasil-survei-terbaru-selisih-suara-prabowo-vs-jokowi-makin-tipis 

Pada 29 Januari 2019 Direktur Utama Puskaptis Husin Yazid kembali merilis hasil surveinya terkait pilpres 2019. Menurut hasilnya, Jokowi- Ma'ruf hanya unggul tipis diangka 4,1%

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190129175556-32-364830/puskaptis-jokowi-tertinggal-jauh-di-sumatera-dan-jawa

Tak hanya itu, hari ini, Jumat (15/2/2019) lembaga survei indomatrik juga merilis surveinya dengan hasil Jokowi-Ma'ruf hanya unggul tipis sekitar 3,9%.

Berbeda dengan 6 lembaga survei lainnya seperti LSI Denny JA, Populi Center, Charta Politika, Y-Publica, Saiful Munjani Research & Consulting (SMRC) dan Celebes Research Center (CRC), dimana keenam survei ini rata rata keunggulan Jokowi-Ma'ruf 20%, Puskaptis dan Indomatrik Jokowi-Ma'ruf hanya 4%.

Sebagai informasi, Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) memutuskan untuk mengeluarkan Jaringan Suara Indonesia (JSI) serta Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dari keanggotaan Persepi. Keputusan itu merupakan bagian dari pengumuman hasil audit terhadap delapan lembaga survei yang merupakan anggota Persepi. Kedua lembaga tersebut tidak memiliki iktikad baik untuk mempertanggung jawabkan kegiatan ilmiah yang sudah menimbulkan kontroversi dimasyarakat.

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140716_persepipemilu

(sm/ma)